Diang cinta : Keamanan 2

I
Melangkah longlai
Dalam derapan ketidak pastian
Mencari harapan yang mensisa,
Demi sebuah kepedulian,
Tentang nasib bangsa yang tidak keruan,

Rusuh yang menyelimuti,
Membakar semua cita-cita
Debu kedamaian yang berterbangan
Dihujung butir besi,
Yang meratah daging dan darah

Bencana apakah ini?
Gadis kami diratah,
Bonda kami ditelanjangi,
Bapa kami dirantai bisu,
Adik-adik kami dihalau pergi,
Rumah kami diratai,

Api fitnah apakah ini?
Kau dan aku saling membakari,
Sebuah kesepakatan yang pernah terjalin,
Dalam catan tawarikh yang berdebu,
Tinggalkan api ini atas nama Rasulmu,

Wahai bangsaku!
Bangkitlah kalian!
Seperti singa mengaum gagah,
Hunuskan pedang dengan tangan lelakimu,
Nun jauh di tanah sana
Ada gadis,
Ada bonda,
Ada bapa
Dan ada adik-adik
Yang sedang menunggumu,

Bangkitlah kalian!
Hilangkan ketakutanmu,
Dengan tangan yang digelumangi darah.

II

Debu-debu yang mengaburi,
Sebuah harapan yang tidak pernah padam,
Tanah itu sangat merindukan
Derapan kuda-kuda,
Bunyi pedang yang bertelingkah,
Darah yang membasahi,
Teriakan takbir yang menggetarkan
Dan jiwa-jiwa yang berani meminta janji Robnya.

. . . . . . . .

Sajak ini merupakan sambungan Diang Cinta : Keamanan 1
Untuk membaca sajak-sajak saya yang lain sila lawati kumpulan puisi : tatih

Ulasan dan komen dari kamu amat saya hargai. Terima Kasih.